Thursday, March 10, 2011

TEGANGAN EFEKTIF



1.    Pengertian
Berat tanah yang terendam air disebut berat tanah efektif, sedangkan tegangan yang terjadi akibat berat tanah efektif di dalam tanah disebut tegangan efektif. Pada tanah granuler, tanah pasir, dan kerikil dikenal dengan tegangan intergranuler. Tegangan efektif merupakan tegangan yang mempengaruhi kuat geser dan perubahan volume atau penurunan tanah.

2.    Tegangan Efektif dan Tegangan Netral
Terzaghi (1923) memberikan prisip tegangan efektif yang bekerja pada tanah jenuh air yang dinyatakan dalam persamaan :
σ = σ’ + u
 
                                                                                                                          (1.1)
dimana
σ    =  tegangan normal total pada suatu bidang di dalam massa tanah (tegangan akibat berat tanah total termasuk ruang pori, persatuan luas yang arahnya tegak lurus)
u    =    tekanan pori (u), dikenal dengan tekanan netral yang bekerja ke segala arah sama besar
σ’   =    tegangan normal efektif (σ’), yaitu tegangan yang dihasilkan dari beban butiran tanah efektif per satuan bidang luas
σz = γsat z
 
Tegangan efektif dalam tanah dapat ditentukan dengan cara meninjau lapisan tanah dengan permukaan mendatar dan dengan permukaan air tanah pada permukaan. Tegangan vertikal total  (σz) merupakan tegangan normal pada bidang horisontal pada kedalaman z, dengan persamaan :
                                                                                                                          (1.2)
σz   =    kedalaman titik di dalam tanah
γsat =    berat volume tanah jenuh
Jika air tidak mengalir maka tekanan air pori pada sembarang kedalaman akan berupa tekanan hidrostatis. Karena itu pada kedalaman z tekanan pori (u), dapat didefinisikan :
u = γw z
 
                                                                                                                          (1.3)
                                 

Gambar 1.1 Tegangan efektif


Menurut persamaan (1.1) tegangan vertikal efektif (σz’) pada kedalaman z :
σz’ = σz – u
σz = z γsat – z γw
σz = (γsatγw) z
 σz= γ’ z
 


           

                                                                                                                                
                                                                                                                          (1.4)

dengan γ’ merupakan berat volume apung atau berat volume tanah efektif saat tanah terendam air.
σ = σ’ + ua – X (ua - uw)
 
            Tekanan air pori (uw) harus lebih kecil daripada tegangan yang terjadi dalam udara (ua) akibat tarikan permukaan. Sehingga Bishop (1995) mengusulkan persamaan hubungan tegangan total(σ) dan tegangan efektif (σ’) untuk tanah jenuh :
                                                                                                                          (1.5)
Gambar 1.2
dengan :
X   =    parameter  yang ditentukan secara ekperimental
uw =    tekanan air pori
ua   =    tekanan udara dalam pori
Untuk tanah jenuh (S = 1) nilai X = 1 untuk tanah kering sempurna (S = 0) maka X = 0

3.    Tegangan pada Tanah Jenuh Air tanpa Rembesan
Gambar 1.3
Pada gambar 1.3 menunjukan suatu massa tanah jenuh air di dalam suatu tabung tanpa adanya rembesan air ke segala arah. Tegangan total di titik A dapat dihitung dengan cara :
σ = H γw + (HA - H) γsat
 
                                                                                                              (1.6)
dimana
σ    =    tegangan total pada titik A
γw   =    berat volume air
γsat  =    berat volume tanah jenuh air
H   =    tinggi muka air diukur dari permukaan tanah di dalam bidang
HA =    jarak antara titik A dan muka air
Tegangan total (σ) dari persamaan (1.6) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a)      Bagian yang diterima oleh air di dalam ruang pori yang menerus (tegangan ini bekerja ke segala arah sama besar)
b)      Sisa dari tegangan total dipikul oleh butiran tanah padat pada titik-titik sentuhnya.

4.    Tegangan pada Tanah Jenuh Air dengan Rembesan
Tegangan efektif pada suatu titik akan mengalami perubahan dikarenakan oleh adanya rembesan air yang melaluinya. Tegangan efektif ini akan bertambah besar atau kecil tergantung pada arah rembesan.
a)      Rembesan ke Atas
Gambar 1.4
Pada gambar 1.4 menunjukan suatu lapisan tanah berbutir di dalam silinder dimana terdapat rembesan air ke atas yang disebabkan adanya penambahan air melalui saluran pada dasar silinder.
Pada titik A
Tegangan total (σA)     = H1γw
Tekaan air pori (uA)     = H1γw
Tegangan efektif (σA’)= σA - uA = 0
Pada titik B
Tegangan total (σB)     = H1γw + H2γsat
Tekaan air pori (uB)     = (H1 + H2 + h) γw
Tegangan efektif (σB’)= σB – uB
                                    = H2γsat - γw - h γw
                       


b)      Rembesan ke Bawah
Gambar 1.5
Keadaan di mana terdapat rembesan air ke bawah dapat dilihat dalam gambar 1.5. Ketinggian air di dalam silinder diusahakan tetap, hal ini diatur dengan cara menambahkan air dari atas dan pengaliran air ke luar melalui dasar selinder.
Tegangan total (σB)     = H1γw + zγsat
Tekaan air pori (uB)     = (H1 + z – iz)γw
Tegangan efektif (σB’)= σB – uB
                                    = (H1γw + zγsat) – (H1 + z – iz) γw
                                                = z γ’ + iz γw                                                                       (1.7)

5.    Penggelembungan pada Tanah yang Disebabkan oleh Rembesan di Sekeliling Turap
Gaya rembesan per satuan volume tanah dapat dihitung untuk memeriksa kemungkinan keruntuhan suatu turap di mana rembesan dalam tanah dapat menyebakan penggelemmbungan (heave) pada daerah hilir sesuai yang ditunjukan oleh gambar 1.6. Terzaghi (1992) menyimpulkan bahwa penggelembungan udara pada umumnya terjadi pada daerah sejauh D/2 dari turap (di mana D adalah kedalaman pemancangan turap).
            FS = 

Gambar 1.6
Dimana :
FS  =    faktor keamanan
W’ =    berat tanah basah di daerah gelembung per satuan lebar turap

6.    Penentuan Zona Potensi Likuifasi di Kota Maumere dengan Pendekatan Tegangan Efektif Melalui Metoda Poroelastisitas dan Elemen Hingga
Ketika pasir lepas jenuh mengalami getaran gempa maka tekanan air pori akan meningkat. Kenaikan ini akan mengurangi tegangan efektif tanah dan apabila terus berlanjut maka tegangan efektif akan menjadi nol sehingga tanah kehilangan kekuatannya. Kondisi ini disebut Likuffaksi. Kerugian yang diakibatkan likuifaksi sangat besar, oleh karena itu perlu dibuat suatu peta kerentanan likuifaksi pada daerah tertentu terutama yang terletak di daerah berpasir yang rawan gempa dan memiliki arti strategis tertentu. Penentuan zona kerentanan likuifaksi sangat bermanfaat karena membantu para perancang bangunan-bangunan sipil dalam menentukan lokasi proyeknya dan menentukan perlakuan-perlakuan apa saja yang diperlukan untuk menanggulangi fenomena ini.
Penentuan zone potensi likuifaksi yang digunakan adabab dengan analisis tegangan efektif melalui Metoda Karakteristik yang berdasarkan konsep poroelastisitas dan analisis dinamik. Hasil yang didapat menunjukkan rawannya daerah pantai terhadap bahaya likuifaksi yang diindikasikan dengan turunnya tegangan efektif mendekati nol.


Soal – soal :
           
1.   Hitung tegangan total dan tegangan efektif di A apabila γsat = 10 kN/m3




                                 
                                                    

      Jawab :

·         Tegangan Total
σA = (1 x 10) + (3 x 9,8)
     = 39.43 kN/m2

·         Tekanan Air Pori
ua = 4 x 9,8
    = 39,2 kN/m2

·         Tegangan Efektif
σ’ = σA - ua  
σ’ = 39.43 – 39,2
σ’ = 0,23 kN/m2


2. Hitung tegangan efektif di A apabila γsat = 15 kN/m3 dan γb = 10 kN/m3 apabila
    a. permukaan air di (a)
    b. permukaan air di (b)
                               




      Jawab :
a.       Tegangan di A
σA = 2 γb
     = 20 kN/m2
ua = 0
σ’ = σA - ua  
σ’ = 20– 0
σ’ = 20 kN/m2


b.      Tegangan di A
σA = 2 γsat + 2 γw
     = (2 x 15) + (2 x 9,8)
     = 49,6 kN/m2
ua = 4 γw
    = 4 x 9.8
    = 39,2 kN/m2
σ’ = σA - ua  
σ’ = 49.6 – 39.2
σ’ = 10,4 kN/m2


pengertian tanah

setelah sekian lama vacum dari dunia maya,, akhirnya ada waktu juga bat blogging,,
hhallloo prennd ayok kita lanjut blajarnya lagi.,
kl ini tentang Mekanika tanah 1.
mungkin ini pendahuluan dari materinya.
slamat belajar ^^

By:Gartha Wisma’Taz’
I. Pengetian
Tanah adlh :
  1. kumpulan (agregat) butirann mineral alami yg bisa dipisahkan oleh suatu cara mekanik bila agregat tersebut diaduk dalam air.
  2. kumpulan mineral, bahan organic dan endapan2 yang relative lepas (loose), yang terletak diatas batuan dasar (bad rock).
Proses pembentukan tanah secara fisik yang mengubah batuan menjadi partikel yang lebih kecil disebabkan pengaruh erosi, angin, air, es, manusia, cuaca / suhu. Partikelnya berbentuk bulat, bergerigi. Pembentukan tanah secara kimia terjadi oleh pengaruh oksigen, karbondioksida, air (mengandung asam / alkali).
Jenis2 tanah untuk klasifikasi tanah dilapangan
  1. pasir dan kerikil
      yaitu agregat tak berkohesi yang tersusun dari vregmin2 sub anguler / angular. Partrikel berukuran sampai 1/8 inci dinamakan pasir dan yg berukuran 1/8 inci sampai 6/8 inci disebut kerikil. Fragmen bergaris tengah lebih bwesar dari 8 inci disebut boulders (bongkah).
  1. Hardpan
Yaitu tnh yg tahanan trhdp penetrasi alat pemboran besar sekali. Cirinya sebagian besar dijumpai dlm keadaan bergradasi baik, luar biasa padat, dan mrpkan agregat partikel mineral yg kohesif.
  1. Lanau anorganik (inorganic silt)
Merpkn tnh berbutir halus dengan plastisitas kecil/sama sekali tak ada. Jenis yg plastisitasnya plg kecil bysanya mngndung butiran  kuarsa sedimensi, yg kadang2 disebut: tepung batuan (rockfluor),sdgkn yg sgt plastis mngndung prtikel berwujud serpihan & dikenal sbg Lanau plastis.
  1. Lanau organic
Mrpkan tnh agak plastis, berbutir halus dgn campuran prtkel2 bhn organic trpsah secara halus. Warna tnh bervariasi dari abu2 terang ke abu2 sgt gelap, di smping itu mgkn mngndung H2S,CO2, serta brbgai gas lain hsl peluruhan tmbuhan yg

By:Gartha Wisma’Taz’
akan mMbrikan bau khas kpd tnh. Permeabilitas Lanau organic sgt rendah sdgkn kompresibilitasnya sgt tinggi.                                     
  1. Lempung
Mrpkan agregat prtikel2 berukuran mikroskopik & submikroskopik yg brasal dr pembusukan kimiawi unsur2 penyusun batuan, dan brsifat plastis dlm selang kadar air sedang sampai luas. Dalam keadaan kering sangat keras, dan tak mudah terkelupas hanyta dengan jari tangan . permebilitas lempung sangat rendah.
  1. lempung organic
merupakan lempung yang sebagian sifat2 fifis pentingnya dipengaruhi aadanya bahan organic yang terpisah dalam keadaan jenuh lempung organic cenderung bersifat sangat kopresibel tapi pada keadaan kering kekuatannya sangat tinggi. Warnanya abu2 tua atau hitam, berbau menyolok.
  1. Gambut  (peat)
Merupakan agregat agak berserat yang berasal dari serpihan makroskopik dan mikroskopik tumbuh2an. Warnanya coklat terang dan hitam bersifat kompresibel , sehingga tak mungkin menopang pondasi.
Sifat2 agregat pasir & kerikil diistilahkan sbb:
-          lepas (loose)
-          sedang (medium)
-          padat (dense)
sedangkan untuk lempung adlh:
-          keras (hard)
-          kaku (stiff)
-          sedang (medium)
-          lunak (soft)
           
Berdasarkan asal mulanya, tanah dapat dibedakan dalam dua kelompok :
  1. sebagai hasil pelapukan atau weathering secara fisis dan kimia
  2. berasal dari bahan organic

By:Gartha Wisma’Taz’
jenis tanah berdasarkan hasil pelapukan :
  1. tanah residual, apabila hasil pelkapukan masih berada ditempat asalnya. Cirinya tanahnya kaku dan stabil serta tidak meluas kedalaman yang besar untuk didaerah iklim sedang.                                                                               
  2. tanah angkutan, apabila hasil pelapukan telah berpindah tempat, cirinya endapan tanah angkutan bersifat lunak dan lepas hingga kedalaman beberapa ratus meter dan dapat menimbulkan berbagai masalah serius.
II. Klasifikasi Tanah
Dua system klasifikasi tanah yg sering digunakan, yaitu:
  1. Unified Soil Classification System
  2. AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials).
2.1.  Sistem Klasifikasi Unified
a.       tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir), jika kurang dr 50% lolos saringan nomor 200.
b.      Tanah berbutir halus(lanau dan lempung), jika lebih dr 50% lolos saringan nomer 200.
Simbol2 yg sering digunakan dalam kelompok dan subklmpok klasifikasi tnh ini adlh:
-          G  =  kerikil (gravel)
-          S  =  pasir (sand)
-          C  =  lanau (silt)
-          O  =  lanau/lempung organic (organic silt or clay)
-          Pt  =  tnh gambut dan tnh organic tnggi (peat & highly organic soil)
-          W  = Gradasi baik (well-graded)
-          P  =  gradasi buruk (poorly-graded)
-          H  =  Plastisitas tinggi (high-plasticity)
-          L  =  Plastisitas rendah (low- Plasticity)



By:Gartha Wisma’Taz’
Tabel 2.1.
Klasifikasi tnh berbutir halus brdsrkan USCS
Kelompok
Kekuatan kering
Reaksi trhdp uji guncangan
Kekerasan pada bts cair
ML
Tdk ada-sgt rendah
Cepat-lambat
Tidak ada
CL
Sedang-tinggi
Tdk ada-sgt lambat
Sedang
OL
Sgt rendah-sedang
lambat
Sedikit
MH
Sgt rendah-sedang
Lambat-tidak ada
Sedikit-sedang
CH
Tinggi-sgt tinggi
Tdk ada
Tinggi
OH
Sedang-tinggi
Tdk ada-sgt rendah
Sedikit-sedang

2.2.  system klasifikaasi AASHTO
system klasifikasi ini berguna untuk menentukan kualitas tanah dalam perancangan timbunan jln, subbase, dan subgrade.

III. PEMADATAN
Yaitu peristiwa bertmbahnya berat V kerimg oleh beban dinamis. Karen beba dinamis, butir2 tnh mrapat 1 sama lain sgb akibat brkurangnya rongga udara.
Maksud pemadatan tanah adalah antara lain :
1.      Mempertinggi kuat geser tanah
2.      mengurangi sifat mudah mampat (kompresibilitas).
3.      mengurangi permeabilitas.
4.      Mengurangi perubahan volume sebagai akibat perubahan kadar air dll.
Tingkat kepadatan tanah diukur dari nilai berat volume keringnya (d). Berat volume kering tidak berubah oleh adanya kenaikan kadar air. Dengan demikian tanah yang selesai di padatkan di lapangan, dan kemudian berubah kadar airnya maka berat volume kering tidak berubah, sepanjang volume total tanah tetap. Hal ini karena kepadatan/ berat volume kering dinyatakan olehd = Ws/V, bila berat butiran (Ws) dan volume total (V) tetap maka d juga tetap.

Tanah granuler memberikan kuat geser yg tinggi dg sdkit prbhan volume sesudah dipadatkn.Permeabilitas tnh granuler yg tinggi dpt mnguntungkn/merugikan.
Tanah lanau yg dipadatkn akn stabil & mampu mMberikn kuat geser yg cukup sdikit kecenderungan prubahn V. Tapi, lanau sgt sulit dipadatkn bila keadaan basah krn permeabilitasnya rendah.
Tnh lempung yg dipadatkan dg cara yg benar akn dpt mMberikn kuat geser tinggi. Stabilitas trhdp kembang-susut trgntung dr jnis mineral yg trkndung. Cth, lempung Montmorillonite akan Mmpunyai kcnderungan yg lbh besar  thdp prubahn V disbanding dg lempung kaolinite. Lempung padat mMpnuyai permeabilitas yg rendah & tnh ini tdk dpt dipadatkn dg baik pd wktu sgt basah(jenuh). Bekerja dg tnh lempung yg sgt basah akn mengalami byk kesulitan, krn pd saat dipadatkn, air sulit mengalir ke luar drn rongga pori lempung. Air yg tdk mau klwr dr rongga pori tnh mMyebabkn butiran sulit merapat satu sama lain saat dipadatkn.

3.1. Uji Pemadatan
Proctor (1933) tlh mengamati bahwa ada hubungan yg pasti antara kadar air & berat V kering tnh padat. Hubungan berat V kering (γd) dg berat V basah (γb) & kadar air (w), dinyatkn dlm prsamaanz:
γd =    γb
          1 + w

Berat V kering setelah pmdatan bergantung pd jenis tnh, kadar air, usaha yg diberikn oleh alat penumbuknya. Berat V kering max. dinytakn sbg berat V kering dg tnpa rongga udara/berat V kering saat tnh mnjadi jenuh (γzav), dpt dihitung dg persamaan :

γzav =  Gs  γ w
              1 + wGs

Karna saat tnh jenuh (S = 1) & e = wGs, maka :

γzav =  Gs  γ w
               1 + e



By:Gartha Wisma’Taz’
Berat V kering kering (γd) stlh pemadatan pd kadar air w dg kadar udara (air content), A (A = Va/V= Vudara/V total) dpt dihitung dg prsamaan:

γd = Gs (1-A)  γ w
              1+ wGs

3.2. Faktor2 Yang Mempengaruhi Hasil Pemadatan
a. Macam Tanah
            seperti distribusi ukuran butir, btk butiran, berat jenis, mcm mineral lempung yg trdpt dalam tnh brpngaruh pd berat V max. & kadar air optimumnya.
b. Usaha Pemadatan
Energi pemadatan per satuan volume (E) dinyatakan :

E = NbNtWH
                       V
Di mana : Nb = jmlh pukulan per lapisan
                 Nt = jmlh lapisan
                 W = berat pukulan
                 H = tnggi jatuh pemukul
                 V = volume mould ( 9,44 x 10-4m3)
                 E = kJ/m3